5 Salah Kaprah Orangtua tentang Mendisiplinkan Anak

Ilustrasi ibu mendisiplinkan anak.












Mendisiplinkan anak adalah mengenai cara mengajarkan anak cara terbaik untuk bersikap.

Satu salah kaprah orangtua yang terumum tentang mendisiplinkan anak adalah  menyamakannya dengan hukuman. Tak hanya itu, setidaknya ada 5 salah kaprah lain yang umum terjadi pada orangtua menurut Michele Borba, pengarang buku
No More Misbehavin': 38 Difficult Behaviors and How to Stop Them.

Borba berpendapat, mendisiplinkan anak adalah mengenai cara mengajarkan anak cara terbaik untuk bersikap. Sikap, menurut Borba, aadlah hal yang dipelajari dan bisa diubah.


Berikut 5 salah kaprah orangtua dalam mendisiplinkan anak menurut Borba:


Mencontohkan hal buruk

Anak-anak meniru dan mengimitasi, jadi sikap orangtua punya pengaruh besar. Sebelum orangtua menghukum anak karena menggunakan kata-kata sumpah serapah dalam percakapan bersama teman, cobalah untuk berkaca dan mengevaluasi diri sendiri.

Meminta terlalu banyak

Disarankan untuk memperbaiki sikap anak satu per satu, meski mungkin ada beberapa sikap anak yang perlu dibenahi, jangan lakukan bersamaan. Fokuskan energi dan perhatian pada salah satu sikap yang paling krusial, baru perlahan, ajarkan dia mengenai cara bersikap yang baik.

Tak memberikan alternatif

Tak ada sikap yang akan berubah permanen kecuali diajarkan hal lain untuk dilakukan. Misal, ketimbang memerintah anak untuk berhenti menginterupsi perbincangan Anda dengan orang lain, sebaiknya ajarkan ia untuk menunggu hingga percakapan Anda dan orang lain itu berhenti atau ada jeda. Minta ia untuk minta izin atau permisi bila memang harus mengganggu percakapan orang. Pikirkan lagi permintaan Anda itu kepada anak, dan perkirakan konsekuensi yang akan dihadapi anak bila ia melanggar.

Tak menjelaskan alasannya

Bila ingin anak-anak menjalani dan memahami nilai-nilai yang Anda pegang, jelaskan alasan aturan-aturan tertentu diberlakukan. Pastikan Anda menjelaskan alasannya dalam waktu 10 detik atau kurang.

Bernegosiasi

Tekankan aturan Anda dengan sederhana. Jangan akhiri penyampaian aturan Anda dengan pertanyaan seperti, "Oke?" Bila pun anak menekan dan mencoba bernegosiasi, cobalah untuk berketetapan dengan keputusan aturan Anda. Sadari aturan yang Anda buat.

Menurut Borba, kebiasaan baru butuh setidaknya 3 minggu dan latihan berulang supaya bisa menjadi kebiasaan dan sikap. Diakuinya, menciptakan kedisiplinan atau kebiasaan tidak bisa dalam sekejap, tetapi upaya keras itu akan sepadan.