5 Tips Menghadapi Orang yang Membenci Kita

3 komentar
1.tetap besikap baik

terkadang ketika kita di benci orang lain ,hal yang biasanya kita lakukan adalah kembali membenci orang tersebut dengan alasan "buat apa baik sama dia,toh dia juga benci sama saya"singkirkan alasan itu,saya pernah di benci orang tapi saya tidak pernah membalas apa yang mereka lakukan,saya tetap besikap baik,karena orang tersebut akan malu sendiri dengan apa yang dia telah perbuat,kalau kita sama-sama membenci orang tersebut,apa bedanya kita sama orang itu???hmmmm


2.tetap membantu

pernah suatu ketika, orang yang membenci saya meminta bantuan kepada saya,jujur saya merasa kesal untuk membantu orang tersebut,namun pada akhirnya saya tetap membantu orang tersebut,alhasil sekarang dia menjadi teman saya meskipun saya sendiri merasa canggung,jadi kita meskipun di benci orang itu tapi ketika orang tersebut meminta bantuan yang sekiranya bisa kita kerjakan ,kita boleh membantu ,toh dengan membantu orang adalah hal yang baik dan kita bisa dapat pahala,tapi membantunya dalam hal positif.


3.tetap tersenyum

saat saya berjalan menuju kelas saya,saya berpapasan dengan orang yang membenci saya ,dan dia pun memasang muka masam yang membuat saya kesal,lalu apa yang saya lakukan??saya memberi senyum termanis saya untuk orang tersebut,lalu apa balasanya ?dia tetap berjalan dengan muka masamnya itu,orang yang membenci kita jika di beri senyuman kita akan merasa bingung dan malu ,ya iyalah malu secara dia melempar muka masam sementara kita memberi muka manis,kita tahu dia membenci kita tapi kita masih memberi senyuman kepada orang tersebut,memang susah melakukanya tapi itu yang terbaik.tapi...guys janagn sembarangan senyum sama orang yang membenci kita takutnya ada kesalah pahaman,kesalah pahaman disini adalah usahakan sebisa mungkin senyuman kamu jangan kaya orang sinis ,entar dia malah nyangka kamu nantang dia.

4.mencoba menyapa

setelah kamu tersenyum coba deh kamu coba untuk menyapa dia,hmmmm biasanya ini yang sangat sulit,saya juga terkadang tak bisa melakukanya, tapi setelah beberapa kali bertemu orang itu ,saya mencoba menyapa  ,yah....mungkin awalnya saya bakaln di sebut SKSD alias sok kenal sok dekat,oke fine,kan ada pribahasa tak kenal maka tak sayang,pokoknya kita pura-pura gak tahu deh ,kalau dia benci sama kita kecuali dia sendiri bicara langsung dia benci sama kamu .

5.mencoba menjadi temannya

setelah hal tersebut dilakukan ,cobalah untuk menjalin sebuah pertemanan,mungkin proses ini cukup lama dan sulit,secara orang yag akan kita ajak sebagai teman itu adalah orang yang membenci kita,namun setelah kalian berteman ,cobalah bertanya pada moment yang pas,kenapa dia dulu membenci anda,kalau kebencian itu di sebabkan oleh prilaku atau kesalahan anda berati anda harus berminta maaf dan intopeksi, catatan ya guys jika kalian berteman dengan orang yang membenci kamu,sepertinya kamu harus sedikit waspada,istilahnya jaga-jaga gitu,soalnya inget ya guys dia adalah orangyang dulu pernah membenci kamu,tapi setiap orang bia berubah,namun  ada baiknya juga kamu berjaga-jaga,ya gak??


nah itu dia tips dari saya,intinya kalau kalian di benci sama orang gak usah panik ,hal yang harus perhatikan terlebih dahulu adalah INTROPEKSI dulu!!!dan inget ya guys jangan pernah membalas kebencian mereka dengan hal negatif tapi dengan hal positif,jika mereka tetap membencimu berdoalah kepada tuhan YME agar dibukakan pintu hatinya,oh iya terkadang orang yang tadinya musuh bisa jadi teman dan sebaliknya.
hmmm aku juga gak tahu kenapa,tapi itu sering terjadi sekitar kita.

 guys kalau semua itu gak mempan alias dia tetep benci sama kamu,hmmmm coba deh tanya langsung sama orangnya ,tapi tanyanya dengan baik-baik,gunakan otak bukan otot,bicarakan dengan baik-baik ,namun terlebih dulu kamu harus minta maaf,mungkin ada satu kesalahan yang buat dia jadi benci sama kamu,kalau gak berani coba cari orang ketiga buat mendamaikan kalian,bisa ajah kan ada kesalah pahaman,mungkin anggapan kamu dia membenci kamu itu salah mungkin dia tidak sama sekali membenci kamu,mungkin itu cuman pikiran kita ajah,so berpikiran dulu postif,sebelum kamu menganggap orang itu membenci kamu ,kamu liat dulu sikap dia sama kamu dengan orang yang di sekitarnya,kalau ada yang berbeda patut di pertanyakan.tapi guys ada satu lagi yang ketinggalan aku tulis,gini loh kalau kamu gak ingin memperkeruh suasana yaudalah diemin ajah,entar juga tu orang nyadar sendiri,ya takutnya kalau orang di tanya langsung entar malah dia bingung atau kesel ternyata kita tahu dia benci sama kita, pura-pura gak tahu ajah kalau dia benci sama kita,soalnya aneh ajah banyak yang komen setelah mereka nanya langsung orang yang membencinya malah makin bemci,ihihihi lucu juga sih,ya jelaslah makin benci secara gitu kita nanya lagsung sama orangnya,ya wajarlah kita kan pengen tahu apa yang sebenarnya terjadi,kita harus berani kalau kita bener,tapi ya balik lagi kalau emang malah memperkeruh suasana ya stop deh,kamu pura-pura gak tahu ajah.

 dan orang yang benci sama kita pasti ada alasanya ,kalau gak ada alasan kenapa dia membenci kita???maybe....ada kesalahan yang kita gak rasakan atau istilahnya gak kita rasa,coba deh pikir-pikir dulu,dan yang terpenting adalah tetap positif thingking.

oh iya mungkin dia salah satu fans kamu kali hahahah secara ni yah tiap hari tu orang bicarain kamu,tiap hari pasti nyari-nyari berita tentang kamu,gosipin kamu,pokonya jadi mata-mata kamu deh,hihihiihihih gak usah takut nyantai ajah,selama kebencian dia tidak merugikan kita.


sumber
Read more...

Sejarah Peter Says Denim

2 komentar
Sewaktu masih duduk di bangku SMA, Peter Firmansyah, pria kelahiran Sumedang 4 Februari 1984, terbiasa mengubek-ubek tumpukan baju di pedagang kaki lima. Kini, ia adalah pemilik usaha yang memproduksi busana yang sudah diekspor ke beberapa negara.
Tak butuh waktu relatif lama. Semua itu mampu dicapai Peter hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak ia membuka usahanya pada November 2008. Kini, jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek Petersaysdenim, bahkan, dikenakan para personel kelompok musik di luar negeri.

Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice & Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat, I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs Petersaysdenim.
Pada situs-situs internet kelompok musik itu, label Petersaysdenim juga tercantum sebagai sponsor. Petersaysdenim pun bersanding dengan merek-merek kelas dunia yang menjadi sponsor, seperti Gibson, Fender, Peavey, dan Macbeth.

Peter memasang harga jins mulai Rp 385.000, topi mulai Rp 200.000, tas mulai Rp 235.000, dan kaus mulai Rp 200.000. Hasrat Peter terhadap busana bermutu tumbuh saat ia masih SMA. Peter yang lalu menjadi pegawai toko pada tahun 2003 kenal dengan banyak konsumennya dari kalangan berada dan sering kumpul-kumpul. Ia kerap melihat teman-temannya mengenakan busana mahal.

”Saya hanya bisa menahan keinginan punya baju bagus. Mereka juga sering ke kelab, mabuk, dan ngebut pakai mobil, tapi saya tidak ikutan. Lagi pula, duit dari mana,” ujarnya.
Peter melihat, mereka tampak bangga, bahkan sombong dengan baju, celana, dan sepatu yang mereka dipakai. Harga celana jins saja, misalnya, bisa Rp 3 juta. ”Perasaan bangga seperti itulah yang ingin saya munculkan kalau konsumen mengenakan busana produk saya,” ujarnya.

Peter kecil akrab dengan kemiskinan. Sewaktu masih kanak-kanak, perusahaan tempat ayahnya bekerja bangkrut sehingga ayahnya harus bekerja serabutan. Peter pun mengalami masa suram. Orangtuanya harus berutang untuk membeli makanan.
Pernah mereka tak mampu membeli beras sehingga keluarga Peter hanya bergantung pada belas kasihan kerabatnya. ”Waktu itu kondisi ekonomi keluarga sangat sulit. Saya masih duduk di bangku SMP Al Ma’soem, Kabupaten Bandung,” kata Peter.

Sewaktu masih SMA, Peter terbiasa pergi ke kawasan perdagangan pakaian di Cibadak, yang oleh warga Bandung di pelesetkan sebagai Cimol alias Cibadak Mall, Bandung. Di kawasan itu dia berupaya mendapatkan produk bermerek, tetapi murah. Cimol saat ini sudah tidak ada lagi. Dulu terkenal sebagai tempat menjajakan busana yang dijual dalam tumpukan.

Selepas SMA, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Widyatama, Bandung. Namun, biaya masuk perguruan tinggi dirasakan sangat berat, hingga Rp 5 juta. Uang itu pemberian kakeknya sebelum wafat. Tetapi, tak sampai sebulan Peter memutuskan keluar karena kekurangan biaya. Ia berselisih dengan orangtuanya—perselisihan yang sempat disesali Peter—karena sudah menghabiskan biaya besar.

Ia benar-benar memulai usahanya dari nol. Pendapatan selama menjadi pegawai toko disisihkan untuk mengumpulkan modal. Di sela-sela pekerjaannya, ia juga mengerjakan pesanan membuat busana. Dalam sebulan, Peter rata-rata membuat 100 potong jaket, sweter, atau kaus. Keuntungan yang diperoleh antara Rp 10.000- Rp 20.000 per potong.
”Gaji saya hanya sekitar Rp 1 juta per bulan, tetapi hasil dari pekerjaan sampingan bisa mencapai Rp 2 juta, he-he-he…,” kata Peter. Penghasilan sampingan itu ia dapatkan selama dua tahun waktu menjadi pegawai toko hingga 2005.

Pengalaman pahit juga pernah dialami Peter. Pada tahun 2008, misalnya, ia pernah ditipu temannya sendiri yang menyanggupi mengerjakan pesanan senilai Rp 14 juta. Pesanannya tak dikerjakan, sementara uang muka Rp 7 juta dibawa kabur. Pada 2007, Peter juga mengerjakan pesanan jins senilai Rp 30 juta, tetapi pemesan menolak membayar dengan alasan jins itu tak sesuai keinginannya.

”Akhirnya saya terpaksa nombok. Jins dijual murah daripada tidak jadi apa-apa. Tetapi, saya berusaha untuk tidak patah semangat,” ujarnya.

Belajar menjahit, memotong, dan membuat desain juga dilakukan sendiri. Sewaktu masih sekolah di SMA Negeri 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung, Peter juga sempat belajar menyablon. Ia berprinsip, siapa pun yang tahu cara membuat pakaian bisa dijadikan guru.
”Saya banyak belajar sejak lima tahun lalu saat sering keliling ke toko, pabrik, atau penjahit,” katanya. Ia juga banyak bertanya cara mengirim produk ke luar negeri. Proses ekspor dipelajari sendiri dengan bertanya ke agen-agen pengiriman paket.

Sejak 2007, Peter sudah sanggup membiayai pendidikan tiga adiknya. Seorang di antaranya sudah lulus dari perguruan tinggi dan bekerja. Peter bertekad mendorong dua adiknya yang lain untuk menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana. Ia, bahkan, bisa membelikan mobil untuk orangtuanya dan merenovasi rumah mereka di Jalan Padasuka, Bandung.

”Kerja keras dan doa orangtua, kedua faktor itulah yang mendorong saya bisa sukses. Saya memang ingin membuat senang orangtua,” katanya. Jika dananya sudah mencukupi, ia ingin orangtuanya juga bisa menunaikan ibadah haji.

Meski kuliahnya tak rampung, Peter kini sering mengisi seminar-seminar di kampus. Ia ingin memberikan semangat kepada mereka yang berniat membuka usaha. ”Mau anak kuli, buruh, atau petani, kalau punya keinginan dan bekerja keras, pasti ada jalan seperti saya menjalankan usaha ini,” ujarnya.

Merek Petersaysdenim berasal dari Peter Says Sorry, nama kelompok musik. Posisi Peter dalam kelompok musik itu sebagai vokalis. ”Saya sebenarnya bingung mencari nama. Ya, sudah karena saya menjual produk denim, nama mereknya jadi Petersaysdenim,” ujarnya tertawa.

Peter memanfaatkan fungsi jejaring sosial di internet, seperti Facebook, Twitter, dan surat elektronik untuk promosi dan berkomunikasi dengan pengguna Petersaysdenim. ”Juli nanti saya rencana mau ke Kanada untuk bisnis. Teman-teman musisi di sana mau ketemu,” katanya.

Akan tetapi, ajakan bertemu itu baru dipenuhi jika urusan bisnis selesai. Ajakan itu juga bukan main-main karena Peter diperbolehkan ikut berkeliling tur dengan bus khusus mereka. Personel kelompok musik lainnya menuturkan, jika sempat berkunjung ke Indonesia ia sangat ingin bertemu Peter. Ia melebarkan sayap bisnis untuk memperlihatkan eksistensi Petersaysdenim terhadap konsumen asing.

”Pokoknya, saya mau ’menjajah’ negara-negara lain. Saya ingin tunjukkan bahwa Indonesia, khususnya Bandung, punya produk berkualitas,” ujarnya.

sumber
Read more...