NASA/ESA/John Hopkins University
Gambar besar di bagian kiri menunjuk kluster galaksi MACS
J11492223. Teknik mikro lensa gravitasi membesarkan cahaya dari galaksi
yang baru saja ditemukan, MACS1149-JD sebanyak 15 kali, membuat objek
yang terpencil ini bisa terlihat.
Astronom menemukan galaksi tertua di semesta. Galaksi itu berumur
13,7 miliar tahun dan terbentuk hanya 200 juta tahun setelah Big Bang,
mengonfirmasi kemungkinan eksistensi galaksi segera setelah kelahiran
semesta.
"Kami merasa seperti arkeolog dengan fosil
pre-Neanderthal di tangan," kata Wei Zhang, astronom dari John Hopkins
University, pemimpin studi, seperti dikutip Space.com, Rabu (19/9/2012).
Galaksi
ini ditemukan dengan bantuan Teleskop Antariksa Hubble dan Spitzer.
Eksistensi galaksi dideteksi dengan teknik mikro gravitasi. Teknik ini
juga digunakan untuk deteksi materi gelap ataupun bintang-bintang yang
jauh dan redup.
Menurut astronom, galaksi tertua ini terbentuk
pada periode yang disebut masa reionisasi, 150-800 juta tahun lalu. Pada
masa ini, ultraviolet mengionisasi kabut atom hidrogen menjadi proton
dan elektron yang membentuknya.
"Ini memberi kita petunjuk penting
akan proses pembentukan bintang dan galaksi pada masa 300-500 juta
tahun setelah Big Bang," kata daniel Stark, astronom dari University of
Arizona di Tucson.
Penemuan Zheng, kata Stark, memang hanya
menunjukkan penemuan satu buah galaksi. Namun, penemuan ini bisa menjadi
gambaran aktivitas semesta pada periode pembentukan galaksi yang
dimaksud.
Zheng menuturkan, sebab radiasi pada masa reionisasi
masih jadi misteri. Zheng meyakini, karena penemuannya dibuat hanya
dengan mengobservasi "petakan" langit yang kecil, masih ada banyak
galaksi lain yang terbentuk pada masa yang sama.
Penemuan ini dipublikasikan di jurnal Nature, Kamis (20/9/2012).